Pelindo reklamasi seluas 22 hektare | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
“Proyek itu masuk tahap I, yang akan dikerjakan tahun 2017 ini. Kita reklamasi seluas 22 hektare,” ujar General Manager Pelindo III Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Agus Hermawan, Rabu (22/2/2017).
PT Pelabuhan Indonesia III akan membangun dermaga baru di kawasan Pantai Tanjung Emas Semarang tahun 2017 ini. Rencananya, dermaga baru akan dibuat dengan cara reklamasi di wilayah Kalibaru Barat, di atas lahan seluas 22 hektare.
Pengembangan pelabuhan Tanjung Emas Semarang diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan pengiriman peti kemas di wilayah tersebut. Proyek pengembangan itu dinamakan pengembangan Kalibaru Barat.
Proyek pengembangan tahap I ini, direncanakan reklamasi di lahan Kali Baru Barat seluas 22 hektare, akan dilakukan pada pertengahan tahun ini. Proyek pengembangan akan terus dikembangkan pada tahap II, yaitu dengan membangun dermaga dan gudang-gudang. Untuk tahap II, lahan yang digunakan mencapai 82 hektare.
“Jadi total tahap I dan tahap II sekitar 104 hektare. Tahap II untuk kegiatan curah kering dah curah cair,” ujar Agus.
Untuk kebutuhan reklamasi, Pelindo saat ini tengah mengajukan izin di Kementerian Perhubungan. Selain itu, pihaknya juga tengah menanti izin mengenai analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Perseroan yakin semua izin yang diajukan akan terealisasi tahun ini.
"Pengembangan ini untuk mengantisipasi kegiatan bongkar muat di pelabuhan yang sudah tidak mencukupi lagi, maka akan dipindahkan ke Dermaga Kalibaru Barat. Nantinya Dermaga ada di sisi timur, lalu ditunjang dengan gudang, lapangan, dan fasilitas pendukungnya," imbuhnya.
Pengembangan pelabuhan Kalibaru Barat ditujukan untuk memperkuat kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Dengan dermaga baru, proses pemindahan barang bisa dilakukan di dalam area pelabuhan.
Pelindo III berencana reklamasi Pelabuhan Tanjung Emas | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III berencana melakukan reklamasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada tahun ini.
Untuk proyek ini pihaknya menganggarkan dana hingga Rp150 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari investasi rencana induk pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang telah ditetapkan sejak tahun 2012 lalu.
"Total kawasan pada proyek reklamasi tahap awal ini seluas 22 hektar, tepatnya di timur pelabuhan," kata General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang Agus Hermawan di Semarang, Selasa.
Dia mengatakan untuk kawasan yang akan direklamasi ini nantinya akan dibangun fasilitas pendukung di antaranya tangki timbun, dermaga, gudang, dan lapangan timbun. Diharapkan, pembangunan dapat dimulai tahun 2018.
Saat ini, pihaknya tengah mengurus izin di tingkat Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk selanjutnya diteruskan ke Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
"Selain itu kami juga tengah mengajukan izin amdal ke Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia," katanya.
Rencana pengadaan tangki timbun tersebut, diharapkannya dapat mempermudah konsumen karena tidak perlu membawa barangnya keluar pelabuhan, melainkan bisa langsung diolah dan disimpan di lokasi pelabuhan.
Dia menjelaskan untuk arus barang komoditas nonpeti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tahun 2016 masih didominasi oleh curah kering dengan realisasi sebanyak 2,3 juta ton, curah cair sebanyak 873 ribu ton, general cargo 212 ribu ton, dan bag cargo.
"Upaya ini kami lakukan untuk menunjang perekonomian di Jateng mengingat saat ini mulai banyak industri-industri baru di Semarang dan sekitarnya," katanya.
Agus berharap perluasan pelabuhan tersebut dapat mempercepat bongkar muat barang sehingga menurunkan biaya logistik. Untuk diketahui, saat ini lama antrean bongkar muat rata-rata 2 kapal/hari.
Sementara itu, untuk reklamasi tahap kedua akan dilakukan untuk lahan seluas 82 hektar yang letaknya di sisi barat pelabuhan. Reklamasi ini juga akan dilakukan tahun 2018, untuk anggaran yang dibutuhkan saat ini masih dalam tahap penghitungan.
Reklamasi Pelabuhan Tanjung Emas : Pelindo III Anggarkan Rp150 Miliar | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang menyiapkan anggaran Rp150 miliar untuk reklamasi lahan seluas 22 hektare guna mendukung infrastruktur pelabuhan setempat.
General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang Agus Hermawan mengatakan progres reklamasi seluas 22 ha saat ini tinggal rekomendasi dari Kementerian Perhubungan. Bahkan, pihak Pelindo III sudah mengurus izin reklamasi ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan menunggu hasil analisis dampak lingkungan (amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Reklamasi merupakan proyek pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada tahap I dengan target selesai 2018.
“Kami anggarkan [reklamasi] senilai Rp150 miliar, itu belum termasuk dermaga. Lahan reklamasi untuk kegiatan curah cair maupun kering,” papar Agus, Selasa (21/2).
Proyek pengembangan pelabuhan yang terbagi dalam dua tahap sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang ditetapkan pada 2012.
“Memang, pengembangan Tanjung Emas ke arah kali baru barat. Tentu sesuai dengan RIP,” jelasnya.
Menurutnya, setelah reklamasi selesai akan dilanjutkan pengembangan fasilitas pendukung di atas lahan tersebut. Di samping itu, Pelindo III untuk tahap II akan mengembangkan lahan seluas 82 ha di sebelah lahan yang akan direklamasi. Namun, Agus belum berani menyebutkan deadline proyek tahap II.
Dukungan dari para stakeholder, katanya, akan memacu kinerja perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik. Tidak hanya itu, tahun ini Pelindo III Cabang Tanjung Emas mematok target laba diangka Rp42 miliar. Perolehan laba perusahaan BUMN itu pada 2016 diangka Rp41 miliar dengan tambahan revaluasi aset diangka Rp57,5 miliar. Maka, total laba yang diperoleh pada 2016 tercatat diangka Rp98,5.
Dengan pengembangan proyek pelabuhan, Agus berharap para pengusaha ekspor dan impor bisa melakukan pengiriman barang ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang seiring dengan perbaikan infrastruktur. Apalagi, saat ini Jawa Tengah sangat ‘seksi’ diincar para investor untuk membangun perusahaan baik di Salatiga, Kendal dan Kabupaten Batang.
“Daerah-daerah yang saat ini diincar oleh para investor sangat berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Makanya tidak ada alasan lagi mengirim barang via Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya maupun Tanjung Priok Jakarta,” jelasnya.
Ketua Gabungan Importir Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Tengah Budiatmoko menjelaskan kondisi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dinilai lebih bagus dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Apapun rencana Pelindo III untuk perbaikan infrastruktur, paling tidak bisa mengurangi biaya logistik,” paparnya.
Terkait dengan pembangunan infrastruktur di area pelabuhan, Budiatmoko mengatakan reklamasi itu disambut baik oleh pelaku usaha importir. Namun demikian, keinginan pengusaha adanya perbaikan infrastruktur bisa menekan biaya logistik hingga 5%-10% dari kondisi biaya logistik sekarang diangka 24%.
Salah satu contohnya dari sektor pertanian adalah komoditas kedelai. Kebutuhan kedelai khusus Jateng dalam satu tahunnya mencapai 600 ribu ton, padahal petani lokal baru bisa memproduksi sebanyak 130.000/tahun," katanya.
Menurutnya, sejauh ini 90% barang yang diimpor ke Jawa Tengah merupakan bahan baku industri, sedangkan sisanya adalah barang konsumsi atau barang jadi yang belum banyak tersedia di dalam negeri.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menekankan pelayanan dan infrastruktur di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang harus lebih baik untuk mengejar ketertinggalan dengan provinsi lainnya.
Menurutnya, ekspor Indonesia terutama Jawa Tengah harus di atas impor sehingga neraca perdagangannya surplus dan terus tumbuh. Kondisi tersebut adalah indikasi pertumbuhan industri yang akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan daya beli masyarakat.
“Kami ingin pasar lokal dalam negeri menjadi kuat. Dan kalau pasar lokal kuat maka ekspor juga meningkat,” terangnya.
Dia menjelaskan berbagai upaya harus dilakukan semua pihak baik pemerintah maupun stakeholder agar dunia usaha di Jateng semakin tumbuh dan ekspor meningkat. Antara lain melalui pelayanan yang lebih terutama di lingkup beacukai dan peti kemas, mempermudah perizinan, bebas pungli, lebih cepat dan transparan.
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Jawa Tengah pada Januari 2017 sebesar 9,25% atau melambat dibandingkan nilai ekspor pada Desember 2016.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Sri Herawati menjelaskan jika dibandingkan Januari 2016 ekspor Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 13,05% atau setara dengan US$54,84 juta.
Berdasarkan data, nilai ekspor Januari 2017 sebesar US$475,16 juta, sedangkan bulan Desember 2016 mencapai US$523,58 juta.
"Pada awal tahun nilai ekspor cenderung turun. Itu siklus tahunan," katanya.
Sementara itu, meski di awal tahun ini nilai ekspor turun, sejauh ini negara pangsa pasar utama ekspor Jateng masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Untuk nilai ekspor ke Amerika Serikat mencapai angka US$123,38 juta, disusul ekspor ke Jepang senilai US$57,66 juta, dan ke Tiongkok sebesar US$47,71 juta.
Kenaikan nilai ekspor tersebut tidak lepas dari adanya peningkatan permintaan dari negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan libur akhir tahun.