Diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Finlandia akan menjadi negara pertama di Eropa yang akan memberi "gaji" bagi warganya yang tak bekerja alias penganggur.
Percobaan ini akan dilakukan selama dua tahun terhadap 2.000 warga penganggur yang dipilih secara acak dan sudah dimulai sejak 1 Januari lalu.
Dalam eksperimen sosial yang diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja itu, para penganggur akan mendapatkan gaji 560 euro atau sekitar Rp 7,8 juta sebulan.
Uang bulanan bagi para penganggur ini tentu sangat jauh di bawah rata-rata pendapatan warga yang bekerja di sektor swasta, yaitu 3.500 euro atau sekitar Rp 49 juta per bulan.
Mereka yang terpilih akan menerima uang Rp 7,8 juta setiap bulan dan tak dibebani kewajiban untuk melaporkan penggunaan uang itu.
Olli Kangas dari KELA, badan pemerintah yang mengurus tunjangan sosial, mengatakan, ide dari pemberlakuan skema ini adalah untuk menghilangkan "masalah insentif" di kalangan para penganggur.
Sebab, mereka khawatir keuntungan finansial mereka menurun drastis di bawah sistem jaminan sosial Finlandia yang sangat murah hati tetapi rumit ini.
Di Finlandia, seorang penganggur biasanya menolak pekerjaan dengan upah rendah atau dengan masa kerja singkat.
Skema ini, tambah Olli, sekaligus menjadi eksperimen terkait perilaku warga, khususnya yang tak memiliki pekerjaan.
"Apakah skema ini akan mendorong mereka mencoba berbagai pekerjaan atau seperti yang disampaikan sejumlah kritikus, skema ini akan membuat mereka lebih malas karena bisa memenuhi kebutuhan dasar tanpa harus bekerja," ujar Olli.
Skema ini ditujukan agar para penganggur ini mau bekerja apa pun tanpa khawatir kehilangan tunjangan sosial dari pemerintah.
"Mereka yang terpilih tetap menerima 560 euro sebulan meski sudah mendapatkan pekerjaan pada masa percobaan ini," kata Olli.
Skema unik ini adalah bagian dari langkah yang diambil pemerintahan kanan-tengah pimpinan PM Juha Sipila untuk mengatasi masalah pengangguran di negeri itu.
Tingkat penganggur di Finlandia, negara dengan penduduk 5,5 juta jiwa, tercatat sebesar 8,1 persen hingga November tahun lalu.
Negara Ini Beri Gaji US$ 587/Bulan ke 2.000 Warganya | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Finlandia baru saja memulai langkah yang cukup berani, dengan memberikan jaminan penghasilan alias gaji kepada 2.000 warganya. Uang tersebut diberikan kepada mereka yang memiliki dan tidak memiliki pekerjaan.
Tujuan diberlakukannya program ini untuk memberikan jaminan kepada warga Finlandia terhadap potensi berkurangnya lapangan pekerjaan akibat kemajuan teknologi. Langkah ini juga diambil agar pengangguran di Finlandia bisa mengambil pekerjaan sampingan, tanpa harus merasa takut karena mendapatkan upah yang rendah.
Program yang baru dijalankan bulan ini, merupakan salah satu cara untuk mengetahui pendapatan pokok masyarakat. Mereka yang terpilih akan mendapatkan uang sejumlah 560 euro atau setara US$ 587 per bulan. Uang tersebut diberikan sebagai bentuk pendapatan tetap masyarakat, terlepas dari kekayaan atau status pekerjaan yang dimiliki.
Program ini akan diuji coba selama dua tahun ke depan. Mereka yang terpilih secara acak akan menerima 'gaji' alias tunjangan pendapatan dari pemerintah. Uang yang mereka terima tidak akan dipotong pajak.
Terobosan ini juga bisa mendorong lebih banyak pengangguran untuk mencari pekerjaan. Sebagian pengangguran di Finlandia menolak pekerjaan paruh waktu alias part time dengan alasan pendapatan yang rendah bakal membuat tunjangan sosial mereka diputus oleh pemerintah.
"Pendapatan tidak akan mengurangi tunjangan pemerintah. Sehingga memiliki pekerjaan dan memiliki suatu usaha tidak akan mempengaruhi jumlah tunjangan dari pemerintah," kata kata Marjukka Turunen, Kepala Bagian Hukum di Kela, Agen Asuransi Finlandia, seperti dilansir dari CNN, Rabu (4/1/2017).
Jika program ini berhasil, nantinya juga akan diberikan ke seluruh penduduk dewasa di Finlandia. Menurut pemerintah Finlandia, langkah ini bisa menghemat anggaran negara dalam jangka panjang. Sistem kesejahteraan sosial yang berlaku di Finlandia terbilang rumit dan sulit untuk dijalankan, sehingga dengan cara ini diharapkan bisa memangkas birokrasi yang ada.
Program ini juga tengah dikaji di Kanada, Islandia, Uganda, dan Brasil.
Salah satu contoh negara terbaik yang memberikan jaminan sosial berupa uang kepada warganya adalah Alaska di Amerika Serikat (AS). Pemberian jaminan berupa uang telah berlangsung sejak tahun 1980an, yang diberikan dari penerimaan negara dari sektor minyak.
Salah satu kota di Italia, Livorno sudah memulai langkah ini dengan memberikan jaminan sosial kepada 100 keluarga miskin pada Juni lalu. Mereka menerima uang sejumlah 500 euro atau setara US$ 525 per bulan.
Pada tahun lalu, Swiss mempertimbangkan untuk memberikan 'gaji' kepada penduduk dewasanya sejumlah US$ 2.500 per bulan. Namun, rencana tersebut terhenti saat referendum, di mana lebih dari 75% peserta menolak program tersebut.
di finlandia, pengangguran penghasilannya rp 7 juta sebulan lho! kok bisa sih? | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Di Indonesia, dapet Rp 7 juta sebulan hitungannya cukup lumayan. Ya, bisa lah buat hidup sehari-hari di Jakarta. Namun untuk dapetin penghasilan segitu, kita harus kerja dulu. Kalo di Finlandia, dapetin Rp7 juta sebulan cukup nganggur aja!
Namun jangan ngiri dulu guys. Uang bulanan bagi para penganggur ini tentu sangat jauh di bawah rata-rata pendapatan warga yang bekerja di sektor swasta, yaitu 3.500 euro atau sekitar Rp 49 juta per bulan.
Yap, Finlandia akan menjadi negara pertama di Eropa yang akan memberi "gaji" bagi warganya yang nggak kerja alias nganggur. Dalam eksperimen sosial yang diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja itu, para pengangguran akan mendapatkan gaji 560 euro atau sekitar Rp 7,8 juta sebulan.
Olli Kangas dari KELA, badan pemerintah yang mengurus tunjangan sosial, mengatakan, ide dari pemberlakuan skema ini adalah untuk menghilangkan "masalah insentif" di kalangan para penganggur. Di Finlandia, seorang penganggur biasanya menolak pekerjaan dengan upah rendah atau dengan masa kerja singkat.
Percobaan ini akan dilakukan selama dua tahun terhadap 2.000 warga penganggur yang dipilih secara acak dan sudah dimulai sejak 1 Januari lalu. Mereka yang terpilih akan menerima uang Rp 7,8 juta setiap bulan dan tak dibebani kewajiban untuk melaporkan penggunaan uang itu.
Skema ini, tambah Olli, sekaligus menjadi eksperimen terkait perilaku warga, khususnya yang tak memiliki pekerjaan.
"Apakah skema ini akan mendorong mereka mencoba berbagai pekerjaan atau seperti yang disampaikan sejumlah kritikus, skema ini akan membuat mereka lebih malas karena bisa memenuhi kebutuhan dasar tanpa harus bekerja," ujar Olli.
Sebab, mereka khawatir keuntungan finansial mereka menurun drastis di bawah sistem jaminan sosial Finlandia yang sangat murah hati tetapi rumit ini. Skema ini ditujukan agar para penganggur ini mau bekerja apa pun tanpa khawatir kehilangan tunjangan sosial dari pemerintah.
"Mereka yang terpilih tetap menerima 560 euro sebulan meski sudah mendapatkan pekerjaan pada masa percobaan ini," kata Olli.
Tingkat penganggur di Finlandia, negara dengan penduduk 5,5 juta jiwa, tercatat sebesar 8,1 persen hingga November tahun lalu. Skema unik ini adalah bagian dari langkah yang diambil pemerintahan kanan-tengah pimpinan PM Juha Sipila untuk mengatasi masalah pengangguran di negeri itu.