Penjaminan sudah dilakukan pada sembilan proyek | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang
Diketahui, kesembilan proyek yang sudah dijaminkan oleh PT PII sepanjang 2016 antara lain adalah proyek PLTU Jawa Tengah, proyek Palapa Ring paket barat, proyek Palapa Ring paket tengah, dan proyek Jalan Tol Batang-Semarang. Kemudian, ada juga proyek Jalan Tol Manado-Bitung, proyek Jalan Tol Pandan-Malang, proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, proyek SPAM Umbulan, dan proyek Palapa Ring paket timur.
Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Sinthya Roesly mengatakan, sepanjang 2016 pihaknya telah melakukan penjaminan pada pembangunan proyek infrastruktur di empat sektor.
Ketika ditanya proyeksi di tahun 2017 mendatang, Sinthya mengaku sudah ada beberapa proyek yang masuk dalam rencana kinerja pihaknya. Namun, karena RUPS baru akan dilakukan dalam waktu dekat, dirinya belum bisa menjelaskan proyek-proyek apa saja yang dimaksud.
"Selama 2016, penjaminan sudah dilakukan pada sembilan proyek dengan nilai total proyek mencapai Rp81 triliun, di empat sektor. Yakni sektor listrik, air minum, Kominfo dan jalan tol," kata Sinthya di Jakarta Selatan, Kamis 22 Desember 2016.
"Target total penjaminannya pun sudah ada, tapi itu juga belum bisa saya beritahukan sekarang. Karena kan harus ada arahan dari para pemegang saham," ujarnya beralasan.
"Kemudian masalah dokumentasinya. Perjanjian juga kita harus lihat, alokasi risikonya sesuai enggak dengan base practice-nya," ujarnya.
Mengenai apa saja mekanisme dan persyaratan untuk proyek yang akan dijamin oleh PT PII, Sinthya menjelaskan, bahwa proyek tersebut tentunya harus layak secara ekonomi, sosial, komersial, teknikal dan finansial. Setelah memenuhi syarat dan dinyatakan layak, maka proses selanjutnya akan masuk ke mekanisme lelang, agar ada proses kompetisi untuk menentukan pemenangnya.
Garap 9 Proyek Nasional, PII Akui Kinerja Belum Memuaskan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang
Direktur Utama (Dirut) PT Penjaminan Infrastruktur Indonesai (PII) Sinthya Roesly mengungkapkan, hingga saat ini telah terdapat sembilan proyek secara nasional yang telah dikerjakan. Di antaranya adalah PLTU Jawa Tengah, Palapa Ring paket barat, Palapa Ring paket tengah, Jalan Tol Batang-Semarang, Jalan Tol Manado-Bitung, Jalan Tol Pandan-Malang, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Proyek Spam Umbulan, dan Proyek Palapa Ring.
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) hari ini mengelar seminar nasional infrastruktur 2016. Dalam seminar ini, turut hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menkominfo Rudiantara.
"Tahun 2106 sudah ada sembilan proyek ditandatangi penandatangan dan lima sudah financial close. Ada Rp81 triliun nilai proyek dan ini salah satu bukti meskipun tidak sesuatu yang membanggakan. Saat ini sudah dapat dibuktikan bahwa hal ini adalah sesuatu yang nyata di Indonesia," tuturnya di Four Seasons Hotel, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Hanya saja, menurut Sinthya, program ini belum memuaskan. Untuk itu, butuh peningkatan kinerja kembali pada masa yang akan datang dari perusahaan BUMN yang tengah berulang tahun ke-7 ini.
"Angka tujuh itu lucky number karena saya anak nomor tujuh. Saya ucapkan selama ulang tahun PP. Dulu saya tinggalkan (ke Bank Dunia) saat perusahaan ini masih belum lahir, saya memang orang tua yang kurang baik. Tapi semoga semakin lancar ke depannya," tutur Sri Mulyani.
Di tempat yang sama, Sri Mulyani pun berharap agar PII dapat lebih berkontribusi bagi pembangunan infrastruktur Indonesia. Dengan begitu, maka beban APBN dapat dibagi bersama pihak swasta dalan membangun infrastruktur.
Sri Mulyani Minta PII Lebih Gencar Garap Infrastruktur | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menantang PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PT PII untuk lebih ambisius menggarap proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini telah menjamin 9 megaproyek infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) senilai Rp 81 triliun.
Lebih jauh dijelaskan Sri Mulyani, pemerintah membutuhkan investasi untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 4.900 triliun dalam lima tahun ke depan. Sementara kemampuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mendekati Rp 350 triliun, ditambah investasi dari BUMN, tidak akan cukup memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga perlu investasi dari pihak swasta.
"Selama 7 tahun usia PII telah menjamin 9 proyek infrastruktur skema KPBU senilai Rp 81 triliun, saya terima itu sebagai pembelajaran. Kemudian 10 proyek lagi di pipeline senilai Rp 150 triliun, diharapkan kecepatan dan kualitas makin bagus," ujarnya di acara Seminar Nasional Infrastruktur di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
"Tapi pihak swasta untuk investasi 1 dolar AS pun akan menghitung secara detail, risiko sebisa mungkin sebanyak-banyaknya ditanggung pemerintah, return sepasti-pastinya harus untuk saya," terangnya.
"Kalau Menkeu memberikan Rp 1 triliun, harus bisa membangun infrastruktur senilai Rp 10 triliun. Makanya bicara KPBU perlu upaya luar biasa besar, butuh kerja keras karena ini tantangan luar biasa. PII jangan cepat puas bisa me-leverage 13 kali lipat dari 9 proyek itu," jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Sri Mulyani, pemerintah memberikan jaminan pendanaan sehingga menarik swasta menanamkan modalnya untuk proyek infrastruktur. Proyek KPBU, sambungnya tidak mudh diterapkan karena mengawinkan kultur publik dan sektor swasta.
"PII saya minta lebih inovatif, karena kita sudah fasilitasi kalau kesulitan tanah ada LMAN, tidak ada jaminan kita berikan jaminan. Jadi PII harus bisa mendeliver-nya, lebih ambisius karena semua komplein sudah difasilitasi, jadi kerja yang baik mengingat martabat Indonesia ditentukan oleh kualitas dari pekerjaan kita," terang Sri Mulyani.
Dia meminta PII untuk rajin jemput bola ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pemerintah daerah untuk bisa memastikan kesiapan proyek untuk bisa didanai swasta dan menjamin proyek tersebut
Sementara itu, Direktur Utama PT PII Sinthya Roesly menambahkan, sudah ada 9 proyek KPBU yang diteken dan 5 proyek di antaranya sudah financial closing. Nilai investasinya Rp 81 triliun, terdiri dari sektor kelistrikan, informasi dan telekomunikasi, jalan tol, dan air minum.
Adapun 9 proyek tersebut adalah proyek PLTU Batang Jawa Tengah, Proyek Palapa Ring Paket Barat, Paket Tengah, proyek jalan tol Batang-Semarang, proyek jalan tol Manado-Bitung, jalan tol Pandaan-Malang, jalan tol Balikpapan-Samarinda, SPAM Umbulan Jawa Timur, dan proyek Palapa Ring Paket Timur.
"Konsep KBPU bukanlah konsep semata, membuat suatu driver dalam menggerakkan perekonomian. Konsep ini bisa dibuktikan karena ini suatu konsep yang nyata di Indonesia, dan menjadi alternatif pembiayaan," tuturnya.