Terbaru

PM Jepang: TPP Tidak Berarti Tanpa Amerika Serikat

Trump: TPP berpotensi jadi bencana bagi negara | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menegaskan bahwa kesepakatan ekonomi komprehensif lintas Pasifik atau yang dikenal dengan Trans-Pacific Parnership (TPP) tidak ada artinya lagi tanpa keterlibatan Amerika Serikat di dalamnya.

Bagi Trump, TPP berdampak buruk bagi AS dan upah buruh dalam negeri. Abe, di sela-sela Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Perumengatakan tidak ada diskusi di antara anggota TPP lainnya tentang kesepakatan tersebut tanpa keterlibatan AS.

Abe mengungkapkan ini merespons retorika Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan menarik diri dari kesepakatan dagang tersebut ketika resmi menduduki kursi Presiden AS pada Januari. Masa depan 12 negara yang tergabung di dalam TPP ini pun dibuat kuatir oleh sikap Trump.

AS dan Jepang adalah anggota terbesar dari kesepakatan perdagangan iniyang akan mencakup 40 persen perekonomian global jika ia mulai diberlakukan. Di dalam TPP ini termasuk negara seperti Australia, Brunei, Kanada, Chili, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

“Tidak mungkin ada renegosiasi tanpa AS. Bagaimana pun tanpa AS tentu akan mengguncang keseimbangan dasar kepentingan." kata Abe di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Bagi Trump, di antara prioritas program kerjanya pada 100 hari pertama antara lain adalah masalah perdagangan, imigrasi, keamanan nasional dan etika.

"Sebaliknya, kami akan bernegosiasi, transaksi perdagangan bilateral yang adil yang membawa pekerjaan dan industri kembali ke Amerika," tambah Trump.

Menurut Abe, kesepakatan, yang telah bertahun-tahun dibuat dan didiskusikan, tidak dapat diimplementasikan dalam bentuk yang sekarang tanpa peran serta AS.

"Pada perdagangan, saya akan mengeluarkan pemberitahuan niat kami untuk menarik diri dari Trans-Pacific Partnership, karena berpotensi jadi bencana bagi negara," kataTrump yang akan resmi berkantor di Gedung Putih pada 20 Januari 2017.

Reaksi Anggota Perjanjian Trans Pasifik Ditinggal Pergi AS | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Dilansir BBC, Selasa (22/11/2016) TPP adalah sebuah perjanjian dagang yang ditandatangani oleh 12 negara secara bersama-sama dan mencakup 40% ekonomi, meski belum disahkan. Dijadwalkan pemimpin negara di Asia-Pasifik akan menggelar pertemuan di Peru selama akhir pekan ini untuk mengejar pengesahan perdagangan bebas, meski Trump sebagai oposisi. 

Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih yang baru yakni Donald Trump telah mengumumkan akan berencana untuk membatalkan keikutsertaan AS dalam perjanjian perdagangan bebas lintas Pasifik (Kemitraan Trans Pasifik/Trans-Pacific Partnership, TPP) pada hari pertama di Gedung Putih. Pernyataan ini kontan langsung membuat dunia bereaksi. 

Selain itu penandatangan TPP lainnya adalah Jepang, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Kanada dan Meksiko, meski belum diratifikasi. Namun kini ketika AS memutuskan akan keluar dari kesepakatan Trans-Pacific Partnership (TPP), bagaimana nasib salah satu perjanjian perdagangan multinasional terbesar itu. Berikut beberapa reaksi pemimpin dunia. 

Sebelumnya Trump menegaskan tidak akan meneruskan perjanjian dagang TPP, meski sebelumnya kesepakatan TPP ditandatangani pada 2015 oleh 12 negara termasuk AS. Dalam pesan video, Trump mengatakan bakal menghentikan peran dalam perjanjian perdagangan bebas lintas Pasifik serta menegaskan bahwa agenda pemerintahannya adalah 'mengutamakan kepentingan Amerika'.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull

Trump dan kongres yang baru akan membuat keputusan mereka sendiri dalam kepentingan Amerika. Dari sudut pandang Australia, hal ini (TPP) jelas memberikan akses yang lebih besar untuk ekspor Australia. Apakah itu barang atau layanan ke pasar yang lebih besar, ini jelas menjadi kepentingan kami. 

Menurut Malcolm Turnbull, waktu yang akan menjawab apa dan sampai sejauh mana pemerintahan AS dan kongres yang baru akan terlibat dalam TPP atau bahwa berevolusi dari perjanjian tersebut. Ada dukungan yang sangat kuat di antara 11 pihak lain yang terlibat dalam TPP untuk meratifikasi dan membawanya ke tahap baru. 

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe

Dalam sebuah pernyataan pada awal pekan kemarin, Senin (21/11), Shinzo Abe mengatakan bahwa TPP akan jadi tak berarti tanpa keterlibatan AS. "Mustahil untuk melakukan negosiasi kembali karena hal itu justru akan mengganggu keseimbangan dasar terkait kepentingan semuanya," sambungnya. 

Perdana Menteri Selandia Baru John Key

Amerika Serikat bukanlah sebuah pulau. Mereka tidak hanya duduk di sana dan mengatakan tidak akan ambil bagian dalam perdagangan dengan seluruh. Pada beberapa poin mereka akan memiliki beberapa pertimbangan. 


Direktur Eksekutif Asia Trade Center Deborah Elms

Berita ini (keikutsertaan AS berakhir di TPP) sangat menyedihkan karena hal ini berarti akhir kepemimpinan AS dalam perdagangan multinasional dan berlalunya tongkat ke Asia. Pada saat yang sama pertumbuhan ekonomi dunia melambat, dunia sakit dan ekonomi terbesar dunia hanya akan menonton. 

Editor Ekonomi Asia di the Economist Simon Rabinovitch

TPP sebenarnya akan menguatkan pengaruh AS pada perdagangan antara Asia dan Amerika, dan bisa menempatkan untuk lebih fokus pada hak-hak buruh dan intelektual. Runtuhnya TPP sekarang akan menciptakan kekosongan di Asia. Muncul isu China akan pindah untuk menjadi pemimpin di wilayah ini dalam membentuk perjanjian perdagangan. Tapi akan sulit karena banyak pemerintahan lain waspada terhadap mesin ekspor mereka.

Kabar ini tidak mengherankan, mengingat semua yang telah dikatakan Trump selama kampanye, tetapi hal ini masih saja mengecewakan. Penarikan AS dari TPP akan membunuh kesepakatan ini dan hasil kerja mereka selama satu dekade. Ironisnya bahwa meskipin Trump telah menyebutkan kesepakatan ini (TPP) sangat mengerikan, namun hal ini sangat baik untuk Amerika Serikat. 

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak

Ini adalah kunci untuk membawa manfaat yang lebih besar kepada masyarakat. Saya harap dapat bekerja sama dengan Presiden terpilih AS yakni Trump untuk mencapai tujuan bersama serta memperkuat keamanan serta memastikan pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan dan adil untuk semua.

Presiden AS Donald Trump merupakan pilihan tepat yang telah memenangkan secara demokratis, selanjutnya pemimpin AS harus membuat kebijakan yang menurutnya tepat. Saya seorang pendukung untuk mengembangkan perdagangan terbuka untuk membuat Asia Pasifik lebih bergairah. 

Investor Jim Rogers

TPP sendiri bertujuan memperluas hubungan ekonomi dan mendorong pertumbuhan, namun para penentangnya menuding TPP dirundingkan secara rahasia dan hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan raksasa. 

Apakah itu menjadi lebih baik atau lebih buruk, hal ini akan memberikan pengaruh terhadap Asia dan Pasifik serta China dan tentunya teman-teman saya. Ada beberapa miliar orang dengan ekonomi kuat, sedikit utang, dan aset-aset besar di daerah. Ini akan menjadi titik balik dalam sejarah apapun cara memandang dunia. 

Soal Trump Batalkan TPP, Ini Dampaknya untuk RI | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


"Bisa saja bagi kita positif, bisa saja tidak. Kita lihat kalau bilateral bisa diinisiasi dengan AS bisa menguntungkan karena kita tidak perlu dengan 12 negara kita cukup dengan AS lebih efisien karena pasar kita paling besar AS untuk tekstil besar," ujar Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit, di kantornya, Selasa (22/11/2016).

Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, menarik Negeri Paman Sam dari Trans Pacific Partnership (TPP) menuai respons beragam. Salah satu dampak positif misalnya ketika Indonesia bisa melakukan negosiasi langsung dengan AS karena Indonesia tidak perlu bernegosiasi dengan 12 negara anggota TPP lainnya.

"Kalau bisa bilateral dengan AS itu kita lakukan dengan AS bisa. Kalau bernegosiasi dengan negara TPP yang lain seperti Australia dll kita nggak ada bisnis di sana, nilainya kecil sekali defisit dengan Australia US$ 2 miliar defisit, New Zaeland juga," kata Sigit.

Menurut pria yang akrab di sapa Sigit, Indonesia ekspor ke AS sebanyak 13,59% Januari-September 2015, meningkat pada Januari-September 2016 ini sebanyak 14,11%. Jika dibandingkan perdagangan Indonesia ke negara TPP lainnya seperti Australia, Indonesia bahkan mengalami defisit sebanyak US$ 2 miliar karena impor lebih tinggi daripada ekspor Indonesia ke Australia.

"Karena produknya nggak komplementer, enggak kompetisi jadi bisa negosiasi. AS memang butuh tekstil karena penduduknya banyak dan di sana nggak mengembangkan industri tekstil jadi mereka butuh tekstil. Jadi kita bisa mengisi, AS butuh apa di sini seperti mineral, mungkin bisa pasar elektronika. Bea masuk elektronik AS, dan bea masuk tekstil Indonesia bisa dibicarakan mungkin," kata Sigit. 

Ia menyebut market share Indonesia ke AS mencapai 12% produk tekstil. Dalam negosiasi dengan AS misalnya Indonesia dapat menawar bea masuk produk tekstil dan AS dapat menawar bea masuk produk elektronik.