Rusia mengatakan siap untuk mendukung keputusan OPEC | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan
Harga minyak tetap turun meskipun Rusia menyatakan kemungkinan pertemuan dengan Arab Saudi, yang memberikan harapan pada kesepakatan pemangkasan produksi.
Rusia mengatakan siap untuk mendukung keputusan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) untuk menahan produksi minyak.
Harga minyak diperdagangkan lebih rendah di pasar yang bergejolak akibat pasokan Amerika Serikat yang meningkat secara mingguan.
Harga acuan Brent turun 42 sen ke level 46,53 dollar AS per barel. Sedangkan harga acuan West Texas Intermediate (WTI) turun 24 sen menjadi 45,57 dollar AS per barel.
Berdasarkan laporan Energy Information Administration AS, stok minyak mentah naik untuk minggu ketiga berturut-turut dan naik lebih besar dari yang diperkirakan 5,3 juta barel pekan lalu.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak, pada Rabu atau Kamis (17/11/2016) melihat peluang besar bahwa kelompok produsen minyak dapat mencapai kesepakatan pembekuan pada 30 November mendatang.
Jajak pendapat yang dilakukan Reuters kepada sejumlah analis menghasilkan estimasi peningkatan hanya 1,5 juta barel.
"Volatilitas harga akan meningkat saat kita mendekati pertemuan OPEC yang dijadwalkan 30 November, tetapi pasar tidak akan mengabaikan fundamental," lanjut Kumar.
"Fundamental membebani harga minyak setelah rilis laporan persediaan minyak mingguan dari AS," kata Abhishek Kumar, analis senior di Interfax Energi Global Gas Analytics di London, dikutip dari CNBC, Kamis.
Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, pihaknya akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal OPECMohammed Barkindo di Caracas pada hari ini untuk membahas pembekuan.
"Jika OPEC akan tetap pada niatnya untuk mengatur produksi tertingginya di 32,5 juta barel per hari, atau bahkan lebih rendah, optimisme pasar kemungkinan akan terbangun, dan bisa mendukung pemulihan harga minyak," kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro.
Sejumlah menteri energi dari negara-negara OPEC juga akan bertemu secara informal di Doha pada akhir pekan, untuk mencoba membangun konsensus atas keputusan-keputusan yang diambil oleh kelompok pada bulan September lalu di Aljazair.
Harga Minyak Dunia Jatuh Terimbas Persediaan di AS | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/11/2016), persediaan minyak mentah di AS naik 5,3 juta barel sampai 11 November, dibanding dengan ekspektasi untuk kenaikan 1,5 juta barel.
Harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 11 sen atau 0,24% menjadi USD45,46 per barel pada pukul 00.40 GMT. Harga minyak brent juga tercatat turun 16 sen atau 0,34% ke level USD46,47 per barel.
Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini tercatat turun setelah adanya laporan resmi bahwa persediaan minyak lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak Amerika Serikat (AS).
Naiknya ersediaan terutama disebabkan impor yang lebih tinggi yang rata-rata 910.000 barel per hari (bph), menurut data yang dirilis oleh AS Administrasi Informasi Energi.
"EIA menghasilkan lebih tinggi dari yang diharapkan angka persediaan minyak mentah, tapi ini termasuk dalam gosip OPEC. Kami baik ke musim perdagangan utama pada 30 November," kata Oanda analis pasar senior Jeffrey Halley.
"Minyak mentah berjuang untuk menjaga kenaikan setelah EIA menunjukkan kenaikan besar lain di persediaan minyak mingguan. Saham minyak mentah melonjak 5.270.000 barel, jauh lebih dari yang diharapkan," kata bank Australia ANZ dalam sebuah catatannya.
Rusia juga telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung keputusan OPEC untuk membekukan produksi minyak, Menteri Energi Rusia Alexander Novak kemarin mengatakan bahwa dia mungkin bertemu Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih pada konferensi gas di Doha pekan ini.
Negara OPEC siap untuk mencapai kesepakatan pemotongan produksi minyak, Presiden Venezuela Nicolas Maduro kemarin mengatakan, setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo di Caracas, anggota OPEC akan bertemu pada 30 November.
Ekspektasi Pemangkasan Produksi OPEC Dongkrak Harga Minyak 6% | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan
Dikutip dari Reuters, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammed Barkindo menyatakan akan berkeliling ke beberapa negara, termasuk Iran dan Venezuela, untuk mendiskusikan menyatukan suara dalam pertemun OPEC pada 30 November mendatang.
Harga minyak mentah global melonjak 6 persen pada hari Selasa (15/11) seiring dengan menguatnya ekspektasi pemangkasan produksi oleh Negara-Negara Pengekspor Minyak Dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) pada akhir Desember. Kenaikan ini merupakan pertumbuhan harga tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falid juga dijadwalkan berkunjung ke Doha, Qatar untuk bertemu dengan negara-negara penghasil minyak, termasuk Rusia, di sela-sela sebuah forum energi.
Dalam pertemuan sebelumnya di Algiers, Aljazair, September lalu, negara-negara OPEC telah menyetujui garis besar kesepakatan untuk mengendalikan harga minyak. Namun, ketidaksepahaman antaranggota justru muncul setelahnya atau dua pekan menjelang pertemuan yang akan dihelat di Wina, Austria.
Sementara itu, harga Brent LCOc1 ditutup di angka US$46,95 per barel, atau meningkat 5,7 persen.
Di samping itu, harga minyak juga kembali tertekan akibat adanya serangan terhadap pipa minyak Nembe Creek Trunk Line di Nigeria.
Hasilnya, harga minyak West Texas Intermediaries (WTI) CLc1 ditutup menguat US$2,49 ke angka US$45,81 per barel. Kenaikan sebesar 5,8 persen ini adalah kenaikan tertinggi sehak awal April lalu.
Namun, harga kembali melemah pasca penutupan pasar setelah adanya laporan dari American Petroleum Institute (API) yang menyebut bahwa persediaan minyak mentah meningkat 3,6 juta barel pada pekan lalu. Angka ini lebih tinggi dibanding perkiraan analis sebesar 1,5 juta barel.