Qatar merupakan pangsa produk militer yang besar di Timur Tengah | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Dubes RI untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi, mengatakan bahwa pengusaha Qatar tertarik untuk mempelajari perkembangan produk militer yang dihasilkan oleh PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL.
Tidak cuma itu, Basri menyebut produk-produk militer Indonesia telah cukup dikenal di Qatar, khususnya light tank dan senjata militer.
Hal ini karena peralatan militer dari perusahaan di Tanah Air ini, telah diekspor ke berbagai negara, khususnya negara-negara di kawasan ASEAN.
"Selain mengimpor berbagai produk alutsista dari negara Barat, Qatar juga mengimpor berbagai produk militer dari negara berkembang lainnya seperti Pakistan, Turki dan negara lainnya. Peluang produk militer Indonesia dianggap cukup berpeluang untuk menyaingi produk-produk negara tersebut," jelas dia.
Menurut Basri, meski wilayahnya relatif kecil, Qatar merupakan pangsa produk militer yang besar di Timur Tengah.
Pernyataan itu disampaikan Dubes Basri saat bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Jakarta, kala menyampaikan undangan untuk Menhan Qatar Dr Khalid Bin Mohammed Al Attiyah.
Menambahkan pernyataan Basri, Kuasa Usaha Ad-interm KBRI Doha, Boy Dharmawan mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kawasan regional, termasuk negara-negara Teluk, mengimpor peralatan militer besar-besaran dari seluruh dunia dengan nilai sekitar $US 150 miliar.
Kepolisian Qatar akan mempelajari penanggulangan kenakalan remaja, upaya pencegahan dari tindak kriminal pada remaja dan perdagangan manusia dari Kepolisian Indonesia. Kerja sama juga akan mencakup peningkatan kompetensi capacity building dalam menghadapi tantangan keamanan di Qatar.
Hubungan RI-Qatar dalam bidang keamanan terus meningkat. Hal ini tecermin antara lain dalam rencana kunjungan Delegasi Kepolisian Qatar ke Indonesia pada November 2016 ini.
Ryamizard berencana mengundang Menhan Qatar untuk gelaran Indo Defense 2016 pada tanggal 2-5 November 2016.
Selama di Jakarta, selain bertemu Menhan, Basri membawa rombongan pengusaha Qatar. Mereka berada di Jakarta untuk datang ke Trade Expo Indonesia (TEI).
"Selain membawa delegasi pengusaha, kami akan mempromosikan produk Industri peralatan militer Indonesia yang cukup dikenal di Timur Tengah," ujar Basri, Sabtu (15/10/2016).
Diplomasi Ekonomi, Kepala BKPM Kunjungi Qatar | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Hal ini terungkap sebagai salah satu hasil pertemuan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong dengan Duta Besar RI untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi dalam rangka membawa Delegasi Pengusaha Qatar menghadiri Trade Expo Indonesia 2016 yang juga didampingi Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Doha, Endang Kuswaya pada 13 Oktober 2016.
"Kunjungan tersebut juga mewarnai peringatan 40 tahun hubungan diplomatik kedua negara sejak dibuka pada 1976," ujar Dubes Basri, dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (15/10/2016).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengunjungi Qatar pada akhir Oktober 2016 dalam rangka meningkatkan hubungan ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Qatar.
Rencana ini menindaklanjuti kunjungan Presiden Joko Widodo ke Qatar pada September 2015 lalu dan kunjungan Menteri Ekonomi dan Perdagangan Qatar, Y.M. Sheikh Ahmed Bin Jassim Al-Thani ke Jakarta pada 3 Agustus 2016.
Kemudian pembentukan joint investment company senilai USD1 miliar, pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik antara PT. Pembangkit Jawa Bali dengan Nebras Power dengan investasi USD500 juta di Belawan, Sumatera Utara, serta rencana pengembangan investasi Qatar di bidang infrastruktur dan pertanian.
Ketika berkunjung ke Qatar, Presiden Jokowi telah menandatangani beberapa perjanjian seperti kerja sama bagi bebas visa bagi pemegang paspor dinas dan diplomatik.
Oleh karena itu, KBRI juga memanfaatkan berbagai peluang usaha sehubungan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan sekaligus upaya Qatar mewujudkan Visi Nasional Qatar 2030.
"Kebijakan Qatar yang menerapkan kebijakan look east dalam mengembangkan kerja sama ekonomi dan investasi dengan berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia membuka peluang untuk dimaksimalkan," tambah dia.
Pada ajang TEI 2016, Dubes Basri menyaksikan penandatanganan kerjasama antara Kadin Timur Tengah dengan Source of Fortune (SOF) Supermarket, Qatar yang diwakili oleh Mahdi Musa dan Hendra Hartono mewakili KADIN untuk memasarkan produk UKM/IKM Indonesia di Qatar dan kawasan Timur Tengah.
"Perlu fighting spirit dalam melakukan bisnis di Qatar," ujar tokoh diaspora yang bermukim lebih dari 20 tahun di Qatar dan memiliki pasar swalayan Qatindo dan pemasok produk Indonesia di Hypermarket Carrefour di Qatar.
Menurut Kuasa Usaha Ad-interm KBRI Doha, Boy Dharmawan, swalayan SOF akan membantu promosi ekspor dan diharapkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi Indonesia-Qatar di bidang perdagangan. Menurut Mahdi Musa, peluang bisnis di Qatar cukup menjanjikan dan lebih mudah dibandingkan negara di kawasan Timur Tengah lainnya.
Indonesia-Qatar Akan Tingkatkan Kerjasama Keamanan | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu akan mengundang Menhan Qatar Khalid Bin Mohammed Al Attiyah untuk menghadiri Indo Defense 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 2-5 November 2016. Undangan tersebut dalam rangka peningkatan hubungan keamanan kedua negara dan sekaligus melihat perkembangan peralatan industri pertahanan.
"Selain membawa delegasi pengusaha juga akan mempromosikan produk industri peralatan militer Indonesia yang cukup dikenal di Timur Tengah," ujar mantan Anggota DPR, Sabtu (15/10/2016). Saat ini Qatar mengimpor produk pakaian militer untuk angkatan bersenjata Qatar dari PT Sritex.
Demikian hasil pertemuan Dubes RI untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi dan Menhan Ryamizard pada tanggal 13 Oktober 2016 lalu di Jakarta. Kunjungan Dubes Basri ke Jakarta dalam rangka membawa Delegasi Pengusaha Qatar menghadiri Trade Expo Indonesia 2016.
Dubes Basri mengatakan bahwa Qatar tertarik untuk mempelajari perkembangan produk militer yang dihasilkan oleh PT. Pindad, PT. Dirgantara Indonesia dan PT PAL yang telah diekspor ke berbagai negara khususnya negara-negara di kawasan ASEAN. Ditambahkan produk-produk militer Indonesia cukup dikenal di Qatar khususnya light tank dan senjata militer.
Menurut Dubes Sidehabi, meski wilayahnya relatif kecil namun qatar merupakan pangsa produk militer yang besar di Timur Tengah. Selain mengimpor berbagai produk alusista dari negara Barat, Qatar juga mengimpor berbagai produk militer dari negara berkembang lainnya seperti Pakistan, Turki dan negara lainnya. Peluang produk militer Indonesia dianggap cukup berpeluang untuk menyaingi produk-produk negara tersebut.
Menurut Kuasa Usaha Ad-interm KBRI Doha, Boy Dharmawan, dalam beberapa tahun terakhir kawasan regional termasuk negara-negara Teluk mengimpor peralatan militer besar-besaran sekitar USD 150 miliar. Hal ini membuka peluang bagi produk Indonesia. Ditambahkan, hubungan RI-Qatar terus mengalami peningkatan. Hal ini tercermin antara lain rencana kunjungan Delegasi Kepolisian Qatar ke Indonesia pada bulan November 2016 guna peningkatan kerjasama hubungan keamanan kedua negara.
Kepolisian Qatar akan mempelajari penanggulangan kenakalan remaja, upaya pencegahan dari tindak kriminal pada remaja dan perdagangan manusia dari Kepolisian Indonesia. Kerjasama juga akan mencakup peningkatan kompetensi capacity building dalam menghadapi tantangan keamanan di Qatar.
Menurut Menhan Ryamizard, Indo Defense 2016 merupakan pameran industri pertahanan terbesar yang mempromosikan produk pertahanan militer darat, laut dan aerospace. Sekitar 800 perusahaan dari 20 negara akan memamerkan teknologi militer dengan melibatkan sekitar 20 ribu pengunjung.