Terbaru

Pengusaha Tiongkok Bangun PLTU 200 MW di Bengkulu

PLTU Bengkulu membutuhkan bahan bakar dari batu bara sebanyak 1 juta ton/tahun | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Pengusaha asal Tiongkok telah membangun pusat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bahan bakar batu bara berkapasitas 2 x 100 megawaat (MW) di Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Gubernur Ridwan Mukti mengatakan, pembangunan PLTU Teluk Sepang ini, akan diawasi secara khusus untuk memastikan investor menjalankan komitmennya.

Dengan demikian, pembangunan PLTU pertama di Bengkulu ini, dapat diselesai tepat waktu, sehingga daya listrik yang dihasilkan dapat mengatasi kebutuhan energi di daerah ini pada masa mendatang.

Pembangunan PLTU ini diawali dengan peletakan baru pertama oleh Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti, Selasa (25/10). Pembangunan PLTU ini dalam rangka mengatasi krisis listrik di Bengkulu ke depan.

Sementara itu, Presiden Komisaris PT Tenaga Listrik Bengkulu, Petrus Halim mengatakan, pembangunan pembangkit listrik tersebut, guna mendukung program 35.000 MW listrik sesuai target pemerintah.

Halim menambahkan, PLTU ini membutuhkan bahan bakar dari batu bara sebanyak 1 juta ton/tahun. Kebutuhan bahan bakar ini diharapkan dapat diatasi dari produksi batu bara lokal Bengkulu.

"Pembangunan konstruksi PLTU ini kita ditargetkan mulai awal 2017 dan menyala pada 2020 sesuai dengan perencanaan kami. Kami berharap dalam pelaksanaan tidak ada kendala sehingga pembangunan PLTU dapat kita selesaikan sesuai target," ujarnya.

Dengan demikian, kebutuhan bahan bakar PLTU tidak mendatangkan dari luar. Sebab, produksi batu bara Bengkulu, selama ini cukup besar sehingga kebutuhan PLTU dapat diatas dengan baik.

"Daya listrik yang kita produksi nanti akan manfaatkan untuk mengatasi kebutuhan lokal guna menggerakan industri di Bengkulu. Sebab, kalau industri sudah banyak di Bengkulu, maka daya listrik yang dibutuhan tinggi dan sekarang sudah kita siapkan untuk mengantisipasinya," ujarnya

Daya listrik yang diproduksi PLTU Teluk Sepang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan lokal guna memacu pertumbuhan industri agar perekonomian lokal dapat tumbuh dan berkembang di ke depan.


Gandeng China, INTA bikin PLTU US$ 360 juta | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Intraco Penta berkongsi dengan Power Construction Corporation of China Ltd. Keduanya mendirikan perusahaan patungan bernama PT Tenaga Listrik Bengkulu. Intraco Penta yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham INTA, mengempit 30% saham. Selebihnya milik mitra bisnis INTA.

Pembangunan PLTU Bengkulu juga melibatkan perusahaan lain. Sebut saja PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang merupakan pemilik lahan proyek. PLTU Bengkulu bakal berdiri di atas lahan 50 hektare (ha) di Teluk Sepang, Pulau Baai, Bengkulu.

PT Intraco Penta Tbk akan menambah portofolio bisnis setrum. Kemarin (25/10), perusahaan ini menggelar groundbreaking pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x100 megawatt (MW) di Bengkulu.

Nilai investasi PLTU Bengkulu sekitar US$ 360 juta. "Kamis besok kami akan tanda tangan loan agreement dengan dua bank China sebesar US$ 270 juta. Sementara sisanya dari internal Intraco Penta," kata Petrus Halim, Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, sekaligus Komisaris Utama PT Tenaga Listrik Bengkulu di Bengkulu, Selasa (25/8).

Ada pula Sinohydro Corporation Limited, perusahaan asal China yang menjadi kontraktor. Dus, 60% komponen dan tenaga kerja penggarap berasal dari Negeri Panda. Barulah 40% sisanya lokal. Target commercial operation date (COD) PLTU Bengkulu pada November 2019.

Tenaga Listrik Bengkulu akan memenuhi batubara dari Bengkulu. Namun, belum menjalin kesepakatan bisnis dengan produsen batubara mana pun. "Karena waktu konstruksi tiga tahun dan masih akan dijajaki," kata Willianto Febriansa, Direktur PT Tenaga Listrik Bengkulu.

PLTU Bengkulu merupakan proyek setrum berbahan bakar batubara. Per tahun, pembangkit itu membutuhkan 900.000 ton-1 juta ton batubara dengan nilai kalori 4.300-4.800 gross as received (GAR).

Sebelum PLTU Bengkulu, Intraco Penta sudah melenggang di sektor pembangkit listrik swasta alias independent power producer (IPP) lewat PLTU di Batam. Perusahaan menggarap pembangkit listrik 2x65 MW melalui anak usahanya PT TJK Power pada tahun 2012. Namun PLTU Bengkulu berbeda, karena satu-satunya bagian dari mega proyek 35.000 MW pemerintah, yang diikuti Intraco Penta.

Selanjutnya, tak menutup kemungkinan Intraco Penta mencari peluang menggarap pembangkit listrik lain. "Tapi  tidak tertutup dengan batubara, bisa saja gas, nanti kita liat peluang," tutur Petrus.

Pada kesempatan yang sama, Wiluyo K, Kepala Divisi Konstruksi Regional Sumatera PLN berharap, PLTU Bengkulu bisa turut menopang kecukupan listrik di Bengkulu. Beban puncak listrik Bengkulu saat ini 175 MW dari total kapasitas daya terpasang sekitar 264 MW.

Informasi saja, perjanjian jual-beli listrik alias power purchase agreement (PPA) antara Tenaga Listrik Bengkulu dan PLN berlangsung November 2015. Harga listrik PLTU Bengkulu US$ 7 sen per kwh.

PLTU di Bengkulu Diklaim Gunakan Teknologi Baru Ramah Lingkungan | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


 Direktur Utama PT Intarco Penta Tbk, Petrus Halim yang juga menjabat komisaris Utama PT Tenaga Listrik Bengkulu menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir dengan pembangunan PLTU berbahan bakar batubara karena menggunakan teknologi terbaru yang ramah lingkungan.

"Pembangkit ini dibangun menggunakan teknologi baru yang ramah lingkungan," kata Petrus Halim, Selasa (25/10/2016).

Hal ini disampaikan Petrus saat menghadiri peletakan batu pertama rencana pembangunan PLTU di Kota Bengkulu kapasitas 2 X 100 MW.

Peletakan batu pertama diwarnai aksi blokade jalan yang dilakukan oleh ratusan warga sebagian besar nelayan. Warga khawatir, PLTU berdampak buruk pada hasil tangkapan dan juga kesehatan.

Pernyataan itu disampaikan Petrus terkait tingginya penolakan warga sekitar PLTU di Desa Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

"PLTU hanya membawa sengsara dan berdampak buruk bagi kesehatan," ujar beberapa warga yang menggelar orasi.

Meski tak menjelaskan secara rinci teknologi terbaru yang ramah lingkungan seperti apa, namun ia menjelaskan pembangkit yang dibangunnya itu tidak menghasilkan limbah sebanyak teknologi PLTU yang ada selama ini.

Sementara itu Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dalam peletakan batu pertama pembangunan meminta PLTU benar-benar menerapkan teknologi yang ramah lingkungan seperti yang dijanjikan oleh perusahaan pemenang tender.