Terbaru

Bank BJB Tawarkan Kredit UMKM dengan Bunga Di Bawah 9 Persen Per Tahun

Bunga kredit yang ditawarkan untuk UMKM dibawah 9 persen | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Cabang Solo


PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) tengah mendorong pertumbuhan kredit dan berkembangnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui dua produk antara lain Kredit Mikro Utama (KMU) dan Kredit Cinta Rakyat (KCR).

Direktur Utama BJBR Ahmad Irfan mengatakan, kredit yang ditawarkan untuk UMKM memiliki bunga rendah di bawah 9 persen.

Ahmad juga mengatakan, tidak hanya berperan sebagai penyalur kredit, Bank BJB juga menyiapkan program yang dinamakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (Pesat).

"Dengan program 'Pesat', debitor Bank BJB mendapatkan pelatihan dan bimbingan terkait dengan usahanya. UMKM itu bisnisnya tidak terpetakan, latah. Jadi banyak yang pada mengikuti, tapi tidak tahu kualitas atau produknya, Jadinya tidak berkelanjutan, kami perlu membuat edukasi dengan pemberdayaan ini," pungkasnya.

Hingga Agustus, jika digabungkan seluruh lini kredit UMKM, pertumbuhan sektor tersebut mencapai 7,9 sampai 8 persen.

"Total kredit UMKM yang sudah kami salurkan per Agustus sebesar Rp 4,5 triliun. Selain UMKM, kami andalkan juga kredit infrastruktur yang sudah tumbuh 50 persen, dan kredit komersial lainnya," ungkapnya.

Di menjelaskan, porsi kredit UMKM, juga menjadi andalan BJB untuk mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 13-14 persen secara tahuan (year on year) pada tahun 2016.

"Dalam rangka berperan dalam penerapan bunga single digit, KMU menerapkan bunga hanya 8,71 persen," ujar Ahmad dalam Seminar Nasional ISEI, di Bank Indonesia Jakarta, Kamis (15/9/2016).

Sedangkan untuk produk KCR, pihaknya menawarkan bunga sekitar 8,3 persen atau setara 0,37 per bulan. 

"Dengan kredit bunga rendah diharapkan menjadi salah satu pemicu pertumbuhan wirausaha khususnya di Jawa Barat," tambahnya.

Ahmad menargetkan, pertumbuhan total kredit sektor UMKM dapat mencapai 10 persen pada akhir 2016.

Bank Jabar Banten Tawarkan Kredit UMKM 8,7% | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Cabang Solo


PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menyatakan tetap mendukung sektor UMKM. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan mengeluarkan produk Kredit Mikro Utama (KMU) dan Kredit Cinta Rakyat (KCR).

Dengan bunga yang relatif rendah, Irfan juga mengatakan, pihaknya juga melakukan upaya untuk menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dengan mengeluarkan program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (Pesat).

Direktur Utama Bank Jabar Banten Ahmad Irfan menjelaskan, KMU memberikan bunga hanya sebesar 8,7 persen. Tarif bunga tersebut diyakini bisa memberikan keringanan bagi pelaku UMKM dalam memperoleh permodalan.

Melalui program ini, debitur Bank BJB mendapatkan pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan usahanya. Diharapkan dengan ini mereka mendapatkan nilai positif seperti pengelolaan keuangan, pola marketing secara nasional dan kemampuan untuk mengembangkan usaha lebih maju," pungkasnya.

Dalam rangka hari kemerdekaan RI dan berperan dalam penerapan bunga single digit, KMU menerapkan bunga hanya sebesar 8,7 persen," tuturnya di Jakarta, Kamis (15/9/2016). 

Sementara untuk KCR, Bank BJB bekerja sama dengan Pemprov Jawa barat dengan menetapkan bunga kompetitif 8,3 persen efektif rate atau setara 0,37 persen per bulan.

Pembengkakan NPL BJB Mulai Alami Penyusutan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat Cabang Solo


PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) mencatat penyusutan tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) secara keseluruhan dari angka 3,6 persen menjadi di angka 1,94 persen per Juni 2016. Namun demikian, tingkat NPL untuk segmen UMKM masih terbilang tinggi.

Meski tingkat NPL secara keseluruhan mengalami penurunan, namun dirinya tidak memungkiri tingkat NPL UMKM masih terbilang tinggi. Tingginya NPL itu lantaran bisnis UMKM sulit dipetakan dan belum memiliki postur yang lengkap seperti pembukuan, pengemasan produk, dan lain sebagainya.

Direktur Utama BJB Ahmad Irfan mengatakan, porsi kredit UMKM sekarang ini berada di angka delapan persen terhadap total penyaluran kredit. Ditargetkan angka itu bisa meningkat dan menjadi di angka 10 persen di akhir 2016, sejalan dengan arahan regulator agar porsi kredit UMKM mencapai 10 persen.

"Sekarang kita lakukan perbaikan. Ini juga didukung penjaminan. Dengan program, kita perbaiki. Proses kredit kita perbaiki dan IT kita perbaiki. NPL (UMKM) masih tinggi, tapi nanti kita edukasi. Kemudian kita lakukan perbaikan," tegas Irfan.

Lebih lanjut, Irfan menegaskan, BJB siap memacu kinerja penyaluran kredit secara keseluruhan termasuk penyaluran kredit UMKM. Meski situasi dan kondisi ekonomi tengah tidak menentu, namun BJB tidak akan mengubah target pertumbuhan kredit disepanjang 2016 ini.

"Kita tidak akan revisi target (pertumbuhan kredit) kita (di 2016). Target penyaluran kredit kita tetap di kisaran 13 persen sampai dengan 14 persen," pungkas Irfan.

"Tahun lalu NPL kita konsolidasi. Tapi sekarang sudah turun. NPL kita turun dari 3,6 persen menjadi di angka 1,94 persen (Juni 2016)," kata Irfan, ditemui selepas dirinya menjadi pembicara dalam sebuah Seminar Nasional, di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Kamis (15/9/2016).