Terbaru

Agustus, Jepang Catat Defisit Perdagangan

Ekspor Jepang anjlok 9,6% pada Agustus 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

Para pengamat BoJ memperkirakan program belanja aset tahunan yang mencapai 80 triliun yen atau US$ 785 miliar akan ditingkatkan. Tapi ada kekhawatiran bahwa bank sentral sudah kehabisan obligasi pemerintah yang bisa dibeli dalam kerangka program tersebut.

Opsi lainnya adalah memangkas lagi suku bunga yang sudah berada di teritori negatif. Suku bunga negatif bertujuan mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit, baik kepada pengusaha maupun individu. Tapi pihak perbankan mengeluh bahwa kebijakan tersebut menggerus keuangannya.

Ekspor anjlok 9,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Penguatan nilai tukar yen menggelayuti kinerja penerbangan Negeri Matahari Terbit ini.

Akibatnya, Jepang pada bulan lalu membukukan defisit perdagangan sebesar 18,7 miliar yen atau setara US$ 184 juta. Defisit ini mengejutkan karena merupakan yang pertama dalam tiga bulan dan meleset jauh dari ekspektasi pasar finansial, yang justru memperkiarkan surplus 200 miliar yen.

Ekspor Jepang anjlok pada Agustus 2016 hingga neraca perdagangannya defisit. Masalah ekonomi ini mengemuka, Rabu (21/9), sebelum Bank of Japan (BoJ) merampungkan pertemuan kebijakan moneter.

Namun secara keseluruhan, ekspor Jepang hingga Agustus 2016 sudah 11 bulan berturut-turut turun. Kinerja ekspor terburuk pada bulan tersebut antara lain ditunjukkan oleh sektor otomotif dan baja.

Data penerbangan ini merupakan kabar buruk bagi BoJ, yang semakin dalam tekanan untuk bagaimana caranya turut memacu pertumbuhan ekonomi.

BURSA JEPANG 21 SEPTEMBER: Keputusan BOJ Tidak Tentu, Nikkei Lanjut Melemah | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Saham Tokyo Electron Ltd. melemah 1,71%, sementara saham TDK Corp. merosot 1,66%, FANUC Corp. turun 0,50%, dan Trend Micro Inc/Japan drop 2,40%.

Pada saat yang sama, nilai tukar yen terpantau menguat tipis 0,01% atau 0,01 poin ke 101,69 per dolar AS  pada pukul 08.37 WIB, setelah dibuka stagnan di posisi 101,70.

“Kajian komprehensif dari program pelonggaran moneter oleh BOJ dan tindakan apapun yang mungkin datang bersamanya adalah sesuatu yang pasar belum pernah alami. Keadaan mungkin akan berubah setelah kita mendengar keputusannya nanti,” ujar Chihiro Ohta, ahli strategi senior SMBC Nikko Securities Inc., seperti dikutip Bloomberg hari ini.

Pergerakan bursa saham Jepang terpantau melemah pada perdagangan pagi ini, Rabu (21/9/2016), di tengah ketidakpastian apakah Bank of Japan (BOJ) akan memperluas program stimulusnya dalam pertemuan kebijakan moneter yang berlangsung hari ini.

Pada saat yang sama, indeks Nikkei 225 melemah 0,35% atau 58,34 poin ke level 16.433,81 setelah dibuka turun 0,12% atau 20,30 poin di level 16.471,85.

Sebanyak 55 saham menguat, 160 saham melemah, dan 10 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Indeks Topix pagi ini dibuka turun tipis 0,03% atau 0,33 poin ke level 1.316,64 dan melemah 0,49% atau 6,49 poin ke 1.310,48 pada pukul 08.17 WIB.


Ekspor Jepang Turun 9,6% di Agustus Akibat Permintaan Melambat | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Ekonomi Jepang, negara ketiga terbesar di dunia, terlihat kurang bisa memanfaatkan momentum yang ada pada kuartal tersebut, mengikuti arus data ekspor terbaru yang lemah, yang merupakan hasil dari pabrik-pabrik dan belanja rumah tangga.

Kantor Kabinet mengatakan ekonomi Jepang tumbuh pada tingkat 0,7 persen secara tahunan selama April-Juni, atau direvisi karena pembahasan awal diperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di angka 0,2 persen di mana yen yang kuat dan lemahnya permintaan telah menekan kinerja ekspor dan belanja modal.

Ekspor Jepang mengalami penurunan sebanyak 9,6 persen pada Agustus atau melemah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kondisi itu memberikan catatan bahwa permintaan eksternal masih mengalami perlambatan dan belum ada perbaikan yang signifikan.

Kinerja ekspor Jepang yang jatuh itu lebih tajam dibandingkan dengan perkiraan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang penurunannya berada di angka 4,8 persen. Angka ini diikuti penurunan kinerja ekspor Jepang sebanyak 14 persen pada Juli, dalam sebuah data, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (21/9/2016).

Sebelumnya, ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan perkiraan pada April-Juni, dengan revisi ke atas untuk belanja modal dan persediaan. Namun, lemahnya penggerak pertumbuhan yang kuat terlihat merusak momentum untuk sisa di tahun ini.

Sementara itu, kinerja impor mengalami penurunan sebanyak 17,3 persen pada Agustus dibandingkan dengan estimasi penurunan di angka 17,8 persen. Ada harapan agar situasi dan kondisi semacam ini bisa mengalami perbaikan dan nantinya memberi stimulus positif bagi gerak ekonomi Jepang di masa mendatang.

Sedangkan neraca perdagangan bergerak defisit ke 18,7 miliar yen (USD184 juta). Kondisi defisit perdagangan itu merupakan yang pertama dalam tiga bulan dan diharapkan defisit tidak terus terjadi atau bahkan melebar. Pemerintah Jepang siap memperkuat kinerja ekspor agar surplus bisa tercapai.